MRT dan Monorel Pasti Dibangun, Jokowi Tak Malu Lagi

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/09/18/1519411001113071p9780x390.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><img border="0" height="320" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/09/18/1519411001113071p9780x390.jpg" width="640" /></span></a></div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>JAKARTA, KOMPAS.com</b> - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo merasa tidak lagi malu menceritakan kondisi transportasi Jakarta kepada pemimpin daerah di negara lain. Hal itu dikarenakan dua moda transportasi, yakni mass rapid transit atau MRT dan monorel, dipastikan dibangun pada tahun ini.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Saya tadi bicara kok, dengan bangga saya bilang sudah dimulai semuanya, he-he-he," ujar Jokowi seusai Meeting of the Governors/Majors of the Capitals ASEAN di Hotel JW Marriott, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis(18/9/2013) sore.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dulu Jokowi kurang percaya diri jika bertemu kepala daerah negara lain, terutama jika membahas fasilitas transportasi di Ibu Kota. Meski MRT dan monorel sudah direncanakan sejak belasan tahun lalu, pembangunannya tidak kunjung dilakukan. Negara-negara lain yang perencanaannya lebih muda justru sudah memilikinya.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Kalau ketemu sma gubernur negara lain, mereka sudah cerita MRT, monorel. Lah kita, mau cerita bus saja enggak bisa. Masak cerita Kopaja," ujarnya.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jokowi paling aktif</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Acara pertemuan kepala daerah se-ASEAN dihadiri delegasi dari Brunei Darusallam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Masing-masing negara membawa 11 delegasi di mana satu di antaranya adalah kepala daerah.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Seusai acara yang dilangsungkan secara tertutup tersebut, Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri DKI Heru Budi Hartono mengatakan, Jokowi sangat memanfaatkan forum kepala daerah itu untuk bertukar pikiran. "Beliau tadi sangat aktif baik saat menyampaikan ide-ide, gagasan, atau bertanya," ujar Heru.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lebih jauh, Heru mengklaim bahwa pertemuan yang dilaksanakan untuk menyambut perdagangan bebas di negara-negara ASEAN pada 2015 itu mendapat respons positif dari peserta acara itu. Menurut peserta, jarang sekali ada forum antargubernur, khususnya di negara-negara Asia Tenggara.</span>

MRT dan Monorel Pasti Dibangun, Jokowi Tak Malu Lagi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo merasa tidak lagi malu menceritakan kondisi transportasi Jakarta kepada pemimpin ...

Baca selengkapnya »

Tak Perlu Ragu Merasa Diri Cantik

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/09/18/1637340shutterstock-124623844p.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><img border="0" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/09/18/1637340shutterstock-124623844p.jpg" /></span></a></div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>KOMPAS.com</b> - Jika ada yang bertanya, "Apakah Anda merasa cantik?", Biasanya kita akan menjawab, "Biasa-biasa saja tuh". Jawaban tersebut ternyata hampir sama pada sebagian besar wanita Indonesia. </span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Selama ini, masih banyak wanita yang belum puas dan belum merasa diri mereka cantik. Mungkin kalau ditanya kekurangan pada diri sendiri, Anda dengan mudah menguraikannya. Namun, jika disuruh menjabarkan tentang kecantikan Anda sulit rasanya menyebutkan satu persatu.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Menurut Tommy Siahaan, salah satu fotografer terkenal Indonesia, kebanyakan wanita tidak merasa diri mereka cantik karena mereka memiliki insecuritas (rasa tidak nyaman) dalam dirinya.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Hal ini berbeda dengan kebanyakan wanita di luar negeri. Memang kebudayaannya juga berbeda, kalau wanita Indonesia rata-rata masih malu jika dikatakan cantik oleh orang lain. Tapi, kalau wanita di luar negeri mereka lebih menerimanya sebagai pujian," tuturnya saat berbincang di acara Dove Real Beauty Movement yang berlangsung di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (18/9/2013).</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Memang jika dilihat dari sisi pria, definisi cantik melihat wanita itu berbeda-beda. Ia sendiri mengaku wanita cantik baginya adalah wanita yang inspiratif.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Profesinya sebagai seorang fotografer, membuat Tommy seringkali harus bisa membangkitkan kepercayaan diri seorang model yang akan ia foto.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Yang paling berat saat mengendalikan model kalau dia merasa nggak cantik. Kita harus tahu membaca mood orang yang di foto," terangnya.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Merasa diri tidak cantik sebenarnya secara langsung kita memberi nilai kurang pada diri sendiri. Lama kelamaan hal ini bisa menyebabkan kita minder. Perempuan harus memiliki rasa percaya diri. Tidak ada satu orang pun yang merepresentasikan diri Anda kecuali Anda sendiri.</span>

Tak Perlu Ragu Merasa Diri Cantik

KOMPAS.com - Jika ada yang bertanya, "Apakah Anda merasa cantik?", Biasanya kita akan menjawab, "Biasa-biasa saja tuh"...

Baca selengkapnya »

Pembayaran Bantuan KJP Tersendat

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/12/03/2127515-kjp-780x390.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><img border="0" height="320" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/12/03/2127515-kjp-780x390.JPG" width="640" /></span></a></div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>JAKARTA, KOMPAS.com</b> — Sebanyak 200 siswa SMA di Yayasan Pendidikan Pengajaran Dewasa (Yappenda) Tanjung Priok, Jakarta Utara, tak menerima bantuan Kartu Jakarta Pintar (KJP) pada periode April-Juni. Padahal, pada periode Januari-Maret 2013, mereka telah menerima bantuan tersebut.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Yappenda, Ruta Sugian, menuturkan, saat dibukanya pengajuan KJP pada periode kedua atau tahun ajaran 2012/2013 lalu, pihaknya sudah mengusulkan nama-nama siswa yang membutuhkan KJP. Segala syaratnya pun telah dipenuhi.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Saya enggak tahu kenapa saat itu sekolah kami tak mendapatkan KJP. Pas sampai di Sudin, katanya data kami bermasalah," kata Ruta kepada Warta Kota, Selasa (17/9/2013).</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hingga akhirnya, lambat laun uang KJP tersebut tak diterima sampai sekarang dan para siswa pun menanyakan perihal tersebut ke pihak sekolah. "Saat periode kedua, sebanyak 200 siswa yang harusnya mendapat KJP itu menanyakan kepada kami. Tapi, kami sendiri tidak tahu masalahnya apa," ucapnya.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ruta mengatakan, sebanyak 284 siswa yang terdiri dari kelas X, XI, dan XII berharap bisa mendapatkan dana KJP. Sebab, bantuan sebesar Rp 720.000 itu sangat berguna untuk meringankan beban orangtua siswa yang memang hidup serba kecukupan.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Alhamdulillah sekarang kan pengajuannya sudah online. Dan sebanyak 284 siswa itu sudah terdaftar semua melalui media online. Kami berharap agar kali ini ratusan siswa kami mendapatkan KJP," harapnya.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Menanggapi ini, Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Utara Andri Kunarso menjelaskan, saat ini data peserta KJP terinput secara online di Bank DKI. </span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Saat ini Bank DKI sedang memproses pencairan dana KJP. Diperkirakan akhir bulan September akan turun," kata Andri.</span>

Pembayaran Bantuan KJP Tersendat

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 200 siswa SMA di Yayasan Pendidikan Pengajaran Dewasa (Yappenda) Tanjung Priok, Jakarta Utara, tak meneri...

Baca selengkapnya »

Jokowi Penggagas Pertemuan Gubernur Se-ASEAN

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/09/18/120823620130918-093207-resized780x390.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><img border="0" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/09/18/120823620130918-093207-resized780x390.JPG" /></span></a></div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b><br /></b></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>JAKARTA, KOMPAS.com</b> - Acara Meeting of the Governors/Majors of the Capitals ASEAN digelar demi menyambut perdagangan bebas negara-negara ASEAN pada 2015. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa acara tersebut lahir dari gagasan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Ya, acara ini memang inisiatif Bapak (Jokowi)," ujar Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri DKI Heru Budi Hartono di sela-sela acara di Hotel JW Marriott, Jakarta, Rabu (18/9/2013).</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pertemuan tersebut, kata Heru, berawal dari rencana perdagangan bebas negara di Asia Tenggara. Untuk menggelar pertemuan itu, Jakarta hanya berhubungan melalui sister city dengan Bangkok (Thailand) dan Pnom Penh (Vietnam), negara lain tidak. Pemprov DKI Jakarta berinisiatif memelopori acara itu dan gagasan itu muncul sekitar Januari hingga Februari 2013.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Sebenarnya undangan ini cepat-cepatan. Kalau kita Pemprov DKI tidak cepat, inisiatif ini akan diambil oleh negara ASEAN yang lain," ujar Heru.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hal-hal yang dibahas dalam pertemuan itu meliputi sejumlah sektor, mulai dari kerja sama di bidang pariwisata, pendidikan, hingga pembangunan. Pembahasan itu tidak mencakup sektor pertahanan dan keamanan karena sektor itu menjadi wewenang pemerintah pusat.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hasil dari pertemuan pertama itu, kata Heru, akan ditindaklanjuti dengan pertemuan antara Senior Officer atau setingkat Sekretaris Pemerintah Daerah masing-masing kota tersebut. Mereka akan membahas lebih detail dan teknis tentang hal-hal yang dibahas pada pertemuan pertama kali untuk memformulasikan ke dalam kebijakan konkret.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Kita harus cepat karena 2015 itu tinggal satu tahun lagi. Kalau kita tidak mengambil sikap yang profesional secepatnya, dampaknya bukan hanya pusat, tapi Kota Jakarta juga kena," ujarnya.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Acara tersebut dihadiri oleh delegasi dari negara-negara anggota ASEAN, yakni Brunei Darusallam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Masing-masing negara menyertakan 11 delegasi, satu di antaranya adalah kepala daerah. Acara berlangsung mulai hari ini hingga Kamis (19/9/2013) besok.</span>

Jokowi Penggagas Pertemuan Gubernur Se-ASEAN

JAKARTA, KOMPAS.com - Acara Meeting of the Governors/Majors of the Capitals ASEAN digelar demi menyambut perdagangan bebas negara-negara...

Baca selengkapnya »

Ajang Miss America Menuai Komentar Rasis?

<div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/maH83fdTOKr43CbaUTNDMQ--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0yODg7cT04NTt3PTUxMg--/http://media.zenfs.com/en-IN/video/video.indialehrein.com/Y18SEPYL06.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/maH83fdTOKr43CbaUTNDMQ--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0yODg7cT04NTt3PTUxMg--/http://media.zenfs.com/en-IN/video/video.indialehrein.com/Y18SEPYL06.jpg" /></a></div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ajang ratu kecantikan Miss America kembali menjadi relevan pada Minggu dengan terpilihnya Nina Davuluri , gadis berusia 24 tahun yang cerdas dan terbuka dan kontestan keturunan India pertama yang berhasil memenangkan ajang tersebut - hingga orang-orang yang tidak bertanggung jawab di Internet melontarkan komentar-komentar rasis.</span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pada saat Davuluri dinobatkan sebagai pemenang kontes Miss America, komentar-komentar rasis membanjiri Twitter dan menunjukkan sisi buruk dan ketidakpahaman yang tampaknya masih menjadi bagian dari semangat nasionalisme Amerika Serikat. </span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Jika kamu #Miss America, kamu harus menjadi warga Amerika Serikat,” tweet salah seorang pengguna Twitter.</span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“KAPAN PEREMPUAN KULIT PUTIH MEMENANGKAN #MISSAMERICA? KAPAN??!!,” tweet salah seorang pengguna Twitter lainnya.</span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Beberapa pengguna lainnya mengaitkan Davuluri dengan tragedi pengeboman 9/11: </span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Perayaan tragedi 9/11 empat hari yang lalu, dan ia (Davuluri) dinobatkan sebagai Miss America?,” ujar salah seorang pengguna Twitter. </span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Seorang pengguna lainnya melontarkan komentar,”Lebih menyerupai Miss Terrorist #MissAmerica."</span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hal yang ironis dan menyedihkan dari komentar-komentar tidak bertanggung jawab mengenai Miss America yang baru adalah bahwa Davuluri sebenarnya merupakan teladan dari impian Amerika. Ia dilahirkan di Syracuse, New York, dari keluarga imigran dan lulus dari University of Michigan dengan gelar sarjana dalam bidang perilaku otak dan ilmu kognitif (brain behavior and cognitive sciences). Ia menjadi seorang kontestan ajang ratu kecantikan demi membayar biaya kuliahnya dan menyelesaikan pendidikannya tanpa perlu diberikan pinjaman pelajar. Ayahnya merupakan seorang dokter dan ia mengatakan ia akan menggunakan beasiswa senilai $50.000 (setara Rp547.000.000), yang ia dapatkan dari memenangkan ajang Miss America, untuk meraih gelar sarjana kedokteran. </span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ia juga merupakan seorang gadis Amerika yang modern dan bangga dengan asal-usulnya. Ia mempelajari tarian tradisional India selama 15 tahun dan menampilkan sebuah tarian khas Bollywood dalam ajang pencarian bakat tersebut. Motonya saat mengikuti ajang Miss America adalah “merayakan keberagaman melalui kompetensi budaya,” dan ia mengatakan kepada Syracuse Post Standard bahwa ia meluruskan kesalahpahaman mengenai latar belakangnya - contohnya pemikiran bahwa kedua orang tuanya berencana menjodohkannya (kenyataannya tidak) -  saat ia melakukan kampanye selama setahun yang puncaknya adalah penyelenggaraan ajang Miss America yang disiarkan pada Minggu, 15 September.</span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ketika diajukan pertanyaan dalam kontes tersebut mengenai pengakuan bintang TV Julie Chen yang menyatakan bahwa ia menjalani bedah kecantikan untuk membuat matanya tidak terlalu tampak seperti mata orang Asia, Davuluri memberikan jawaban yang diplomatis namun tegas, “Saya tidak setuju dengan operasi plastik, namun saya dapat memahami hal itu menggunakan sudut pandang,” ujarnya. “Lebih penting lagi, saya selalu memandang Miss America sebagai gadis yang sempurna. Dan Miss America selalu mengalami perubahan ... Saya tidak berniat mengubah penampilan seseorang. Percaya dirilah apa adanya.”</span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dalam sebuah konferensi pers setelah penyelenggaraan kontes, Davuluri diminta untuk memberikan tanggapan mengenai komentar-komentar rasis yang ditujukan kepadanya. “Saya harus mengabaikan hal itu,” ujarnya. “Saya selalu memandang diri saya sebagai warga Amerika Serikat yang terdepan.” Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat tempat ia tinggal adalah negara yang majemuk dan bersatu. “Saya merasa bersyukur ada anak-anak yang menyaksikan acara ini di rumah dan dapat dapat melihat Miss America dengan wajah baru.”</span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div> <div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pada Senin, 16 September, beberapa orang yang sebelumnya mencaci Davuluri di Twitter menyesali perbuatannya, dengan meminta maaf atau bahkan menon-aktifkan akun Twitter mereka. (ab/ml)</span></div>

Ajang Miss America Menuai Komentar Rasis?

Ajang ratu kecantikan Miss America kembali menjadi relevan pada Minggu dengan terpilihnya Nina Davuluri , gadis berusia 24 tahun yang ce...

Baca selengkapnya »

Indra Sjafri: Malaysia Itu Tim Biasa-biasa Saja

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><img border="0" src="http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/8QzWjbtSRSV9uMyEv38wag--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Y2g9NDIxO2NyPTE7Y3c9NjgwO2R4PTA7ZHk9MDtmaT11bGNyb3A7aD0zOTE7cT04NTt3PTYzMA--/http://media.zenfs.com/id_ID/News/Tribune_News/indra-sjafri-di-depan-timnas-u19.jpg" /></span></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div> <div class="separator" style="clear: both;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>TRIBUNNEWS.COM</b> – Pelatih timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri, memilih meredakan tensi menjelang laga penyisihan grup B Piala AFF melawan Malaysia. Indra Sjafri menilai Timnas Malaysia adalah tim yang biasa-biasa saja.</span></div> <div class="separator" style="clear: both;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Satu tiket ke babak semif inal akan diperebutkan oleh Indonesia dan Malaysia. Indonesia kini berada di posisi kedua dengan 9 angka, sementara Malaysia di posisi ketiga dengan 7 angka. Hasil imbang sudah cukup bagi Indonesia untuk menemani Vietnam.</span></div> <div class="separator" style="clear: both;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Namun demikian publik menganggap laga antara Indonesia melawan Malaysia tidak hanya soal lolos atau tidak, tapi juga harga diri bangsa mengingat rivalitas antara kedua negara di berbagai sektor. “Ini bukan soal lolos atau tidak, tapi harga diri bangsa. Kita harus berada di atas Malaysia,” ujar Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin, kepada Tribun.</span></div> <div class="separator" style="clear: both;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sadar dengan tensi pertandingan, Indra hanya meminta para pemainnya untuk tetap bersikap tenang dan menahan diri dari provokasi para pemain Malaysia. Menurut Indra, Malaysia adalah tim yang biasa-biasa saja.</span></div> <div class="separator" style="clear: both;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Jangan campurkan pertandingan sepak bola dengan sentimen budaya dan politik. Toh Malaysia juga belum pernah menjadi juara Piala Dunia. Kami memandang mereka biasa-biasa saja. Kami harus tetap tenang karena kalau tidak kami akan mengalami kesulitan pada pertandingan selanjutnya,” tutur Indra kepada Tribunnews.com.</span></div> <br /> <i><span style="color: #cccccc; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;">Sumber:yahoo.com</span></i>

Indra Sjafri: Malaysia Itu Tim Biasa-biasa Saja

TRIBUNNEWS.COM – Pelatih timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri, memilih meredakan tensi menjelang laga penyisihan grup B Piala AFF melaw...

Baca selengkapnya »

Evan Dimas "Iri" Lihat Orang Kaya Beli Sepatu Bagus

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <img border="0" src="http://l2.yimg.com/bt/api/res/1.2/qHT_B4bmkUzkzk9NC9uQyg--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Y2g9NDIxO2NyPTE7Y3c9NjgwO2R4PTA7ZHk9MDtmaT11bGNyb3A7aD0zOTE7cT04NTt3PTYzMA--/http://media.zenfs.com/id_ID/News/Tribune_News/20130917_piala-aff-u-19-timnas-indonesia-tekuk-thailand_1058.jpg" /></div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>TRIBUNNEWS.COM</b> – Jalan yang harus dilalui kapten timnas Indonesia U-19, Evan Dimas, untuk menjadi pesepak bola sangat berliku. Lantaran kondisi perekonomian keluarganya yang pas-pasan, maka untuk membeli sepatu bola saja Evan Dimas hanya bisa menahan rasa iri.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Evan Dimas berasal dari keluarga yang bisa dikatakan kurang mampu. Ayahnya, Condro Darmono, hanya seorang petugas keamanan. Sedangkan ibunya, Ana, pernah menjadi seorang asisten rumah tangga dan sekarang menganggur.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebagai anak pertama, Evan memiliki tiga orang adik, dua di antaranya masih duduk di sekolah dasar. Sedangkan yang bungsu belum mencapai usia wajib sekolah. Namun dalam himpitan ekonomi, kedua orangtuanya tetap memberikan dukungan yang maksimal agar putra sulungnya bisa terus bermain sepak bola.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Pernah ketika itu saya mau latihan, ibu saya pinjam sepeda motor sama orang, lalu diledek, ‘Makanya beli sepeda motor. Lalu ada orang kampung saya yang membela, ‘Jangan begitu. Semua ingin beli sepeda motor kalau punya (uang),” cerita Evan kepada Tribunnews.com.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Perkataan tersebut membuat Ana menangis dan Evan pun tidak tega melihat air matanya ibunya. Ana juga kerap menangis setiap kali melihat teman-teman Evan berangkat berlatih dengan mengendarai sepeda motor, namun kondisi ekonomi keluarga tidak memungkinan untuk membeli sepeda motor. Evan pun hanya bisa terdiam dan tidak bisa meminta dibelikan.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Terkadang, untuk membeli kaus kaki saja Evan sampai berpikir ulang bagaimana cara meminta kepada Ana. Sang ibu bahkan sampai berpatungan dengan saudara-saudaranya untuk membelikan Evan sepasang sepatu sepak bola.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Sepatu sepak bola pertama saya mereknya Diadora, harganya Rp15.000. Saya ingat dulu sepatu saya terlalu besar sehingga harus saya masukkan kain agar bisa pas. Umur sepatu itu tidak lama, kira-kira 3 minggu karena sepatunya sangat murah sehingga cepat rusak,” ungkap pemuda kelahiran 13 Maret 1995 tersebut.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Terkadang saya iri lihat orang-orang yang bisa membeli sepatu baru untuk anaknya. Saya hanya berpikir kapan bisa membeli sepatu seperti itu, sedangkan ibu hanya jadi pembantu dan kadang berjualan kacang keliling kampung,” sambung Evan.</span><br /> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span> <span style="color: #999999; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><i>sumber:yahoo.com</i></span>

Evan Dimas "Iri" Lihat Orang Kaya Beli Sepatu Bagus

TRIBUNNEWS.COM – Jalan yang harus dilalui kapten timnas Indonesia U-19, Evan Dimas, untuk menjadi pesepak bola sangat berliku. Lantaran k...

Baca selengkapnya »